Rabu, 21 Agustus 2013

modul 4 perkembangan peserta didik



1.       Definisi Konsep

Di bawah ini terdapat sejumlah konsep seperti yang telah anda pelajari dalam Modul 3 Unit 3. Buatlah Definisi atau penjelasan dengan kata- kata anda sendiri secara singkat, padat, dan tepat ( concise) pada tempat yang telah disediakan.

1.        Yang dimaksud dengan strategi dalam konteks belajar- mengajar ialah…

2.       Ultimate goal adalah….

3.       Peran TIK dalam strategi belajar- mengajar ialah…

4.      Entering behavior

5.       Stimulus response learning ialah…

6.      Concept learning atau belajar konsep ialah…

7.       Rule learning ialah...

8.      Problem solving ialah…

9.      Enquiry- discovery approach ialah…

10.    Expository approach ialah…

11.     Mastery learning atau prinsip belajar tuntas ialah…

12.    Humanistic education ialah…

13.    Tutorial system ialah…

14.    Individu study ialah…

15.    Classroom teaching yaitu…

16.    Lecture method ( metode ceramah) yaitu…

17.    Program instruction ( pengajaran berprogram ) ialah…

18.    Summative evaluation ( evaluasi sumatif ) ialah…

19.    Criterion referenced evaluation ialah…

20.   Standard deviation ( simpangan buku ) ialah…
misalnya antara +0,25 dan -0,25 dengan asumsi bahwa mean (rata- rata) berada pada titik 0 (nihil).

Jawab:
1. Suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

2. Tujuan akhir dari proses belajar mengajar.

3. Yaitu menjadi pedoman bagi keseluruhan kegiatan belajar- mengajar (mengorganisasikan pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar- mengajar, mengevaluasi hasil dan proses belajar).

4. Suatu penetapan spesifikasi dan kualifikasi perubahan profil perilaku dan pribadi siswa dalam arti yang luas.

5. Proses belajar bahasa pada kanak- kanak yang diperlukan proses pembelajaran, kondisi yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor reinforcement.

6. Proses belajarnya yaitu terkuasainya kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental sebelumnya.

7. Proses belajar mengajar dengan mengadakan kombinasi dari berbagai konsep (pengertian) dengan mengoprasikan kaidah- kaidah logika formal. Sehingga dapat membuat konklusi (kesimpulan).

8. Belajar memecahkan suatu masalah atau merumuskan dan memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai roule yang telah dikuasainya.

9. Sistem belajar-mengajar  guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya yang  final.

10. Sistem belajar – mengajar guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.

11. Maksudnya adalah waktu yang di perlukan oleh siswa untuk mencapai taraf penguasaan bahan secara memadai seperti yang ditetapkan (norma; criterion).
12. Suatu gerakan teori belajar yang menitikberatkan pada upaya membantu siswa agar ia sanggup mencapai perwujudan dirinya (self- realization) sesuai dengan kemampuan dasar dan keunikan (uniqueness) yang dimilikinya.

13. Proses sistem belajar  siswa secara lebih intesif.

14. Proses belajar mengajar yang mungkin dilakuakan oleh seorang siswa yang bekerja sendiri (individual) saja.

15. Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam ruangan (kelas) yang mungkin ±(20- 30) siswa dan cara pengajarannya pun bervareasi sesuai dengan kesenangan dan kemampuan guru untuk mengelolanya.

16. Suatu cara belajar- mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologue (sologuy) sehingga pembicaraan lebih bersifat terarah (one way communication).

17. Bentuk metode belajar- mengajar yang fundamental. Yang paling esensial dari metide ini,ialah siswa belajar diarahkan dengan tugas (assignment) atau pertanyaan (question) dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan atau uraian singkat.

18. Model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah berakhirnya kegiatan belajar- mengajar, atau sering juga kita kenal dengan istilah lain, yaitu post test.

19. Cara mempertimbangkan taraf keberhasilansiswa dengan memperbandingkan prestasi yang dicapainya siswa dengan criteria yang telah ditetapkan lebih dahulu(presstablished criterion).

20. Evaluasi belajar- mengajar maka guru akan dapat mengevaluasi taraf keberhasilan, baik hasil (produk) maupun proses belajar- mengajar yang dilakukannya beserta siswa- siswanya, dengan menetapkan angka batas lulus yang berada di daerah.


2. Aplikasi Konsep
Sejumblah konsep di bawah ini pun telah kita pelajari dalam Unit 3 Modul 3 ini. Carilah pasangan dari setiap konsep itu yang anda pandang tepat dari pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan jalan menuliskan kode (huruf A, B, C dan seterusnya) dari konsep tersebut di depan nomor pernyataan yang sesuai pada tempat yang disediakan.

Konsep
A. feedback (umpan balik)                 L. verification
B. learning experience                                    M. Metode diskusi
C. objective in mind                           N. Metode ceramah
D. entering behavior                           O. Pengjaran berprogram
E. learning readiness                          P. Evaluasi formatif
F. verbal association                            Q norm reference evaluation
G. discriminating learning                 R. Passing grade
H. generalization                                S. Multy method
I. resitasi                                              T. Belajar mandiri
J. sistem pengajaran modul                U. Evaluasi reflektif
K. self actualization (realization)

Pernyataan

[K]       1. Sebelum mengajar, Pak Ain selalu memikirkan  jenis-jenis kegiatan apa kiranya yang senyogianya dilakukan siswanya nanti. Sumber-sumber apa yang dipergunakan serta bagaimana kiranya kegiatan itu dilakukan dan bahan serta sumber itu diorganisasikan sehingga menunjang terhadap pencapaian tujuan belajar-mengajar.
[B]       2. Guru yang sudah berpengalaman seperti Pak Iyeng itu, tidak selamanya membuat rumusan-rumusan tujuan instruksional  secara terperinci setiap kali hendak mengajar, namun hal itu tidaklah berarti bahwa proses kegiatan belajar-mengajar yang diselenggarakan itu tanpa tujuan tertentu.
[S]        3. Pak Rahmat mengetahui bahwa ada sebagian siswa yang suka menjawab secara terka-terkaan saja terhadap soal-soal yang disusun dalam bentuk Salah-Benar. Untuk mendapatkan nilai bersih (net score) dari terkaan itu, maka ia menetapkan bahwa jumblah butir soal yang dijawab benar harus dikurangi dengan jumblah butir soal yang dijawab salah.
[F]        4. Dengan berulang kali berlatih, Dia terampil sekali menghubungkan kata-kata yang dibaca atau didengarnya sehingga merupakan kalimat-kalimat yang mengandung arti tertentu.
[V]       5. Setelah terkumpul angka-angka nilai pekerjaan siswa dalam pelajaran Matematika yang baru saja diajarkannya, kemudian pak Abin menghitung angka nilai rata-rata kelasnya yang ternyata hanya mencapai angka 5,25. Padahal, ia mengharapkan nilai minimal 6.00. atas dasar hasil evaluasi tersebut, ia akan telaah kembali kemungkinan faktor yang menyebabkan kelemahan, baik pada tujuan, bahan, maupun metode.
[E]       6. Semalaman Tintin berulang kali berpidato kepada benda-benda yang ada di kamarnya sendiri. Waktu ditanya ibunya, ia menyatakan bahwa besok ditugaskan untuk menceritakan kembali di depan kelas kepada teman-temanya tentang pahlawan Walter Monginsidi, yang harus dibaca lebih dahulu dari salah stu buku sejarah indonesia.
[I]        7. Dari berbagai kepustakaan, Taufiq mendapatkan informasi yang oleh orang-orang telah dipandangnya sebagai salah satu Hukum atau dalil dalam Fisika, yaitu barang logam kalau dipanaskan akan memuai. Untuk mendapatkan kepastian, maka diambilnya beberapa logam kemudian dipanaskanya. Berdasarkan percobaan itu barulah ia menyakini kebenaran informasi tadi.
[R]       8. Kalu pak Rohman sudah menetapkan bahwa hanya siswa yang dapat mencapai nilai 6 yang dapat dinyatakan lulusdalam mata pelajaran Matematika yang diajarkannya, dapat di pahami apabila banyak siswa yang tidak lulus karena pada umumnya mereka hanya mendapat prestasi sekitar angka 5.
[M]      9. Untuk memberikan kesempatan pada siswa belajar memecahkan masalah Pak Surnya tidak seperti biasanya menceramahkan tentang bagaimana caranya memecahkan suatu masalah, tetapi menampilkan secara singkat contoh sebuah masalah, kemudian siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan ditugaskan merumuskan dan mencari alternatif pemecahannya. Pak Surnya hanya bertindak sebagai orang sumber atau pengarah, kalau diperlukan.
[G]       10. Dengan diberikan sejumblah bola mainan yang warna warni, Dadan yang sudah masuk TK sangat asik memilih, memisahkan, kemudian mengumpulkan bola-bola tersebut menurut jenis-jenis warnanya yang serupa atau mirip atu sama lainnya.   
[Q]       11. Untuk keperluan diagnostik, ada baiknya kita membandingkan prestasi belajar individual siswa dengan temannya satu sama lain. sebagai ukuran perbandingan yang lebih tepat untuk keperluan ini ialah angka nilai rata-rata prestasi kelompok siswa yang bersangkutan
[D]       12. Kalu dengan proses belajar kita harapkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan siswa bertambah dari apa yang telah mereka miliki, alangkah tepatnya guru mendeteksi disposisi perilaku siswa, sebelum mereka menjalani proses belajar dengan program daan bahan yang baru
[P]       13. Sudah menjadi kebiasaan bagi Pak Udi memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswanya pada setiap selesai menjelaskan bagian demi bagian dari keseluruhan uraiannya, dengan maksud untuk menilai sejauh mana uraian itu dipahami atau tidaknya oleh para siswa.
[H]       14. Banyak siswa yang terjebak masuk ke dalam kelas seenaknya, karena mengira tidak ada guru di dalamnya: mereka tertarik oleh siswa-siswa lain yang sedang asik mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan cara mengatasi banjir yang sering melanda nusantara ini. Padahal Pak Umar, Guru Geografi juga duduk berdampingan dengan para siswanya. Ia hnya berbicara sewaktu-waktu saja sebagai penasihat atau orang sumber. Pak Umar mengharapkan para siswanya dapat mengembangkan kreativitasnya dan merealisasikan dirinya seoptimal mungkin.
[T]       15. Pak Nana menyadari bahwa prestasi belajar antara lain dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di pihak para siswa sendiri . oleh karena itu, ia menyusun bahan pelajaran kedalam satuan-satuan kecil yang bermakna. Kemudian ditulisnya lembaran tugas serta lembaran kerjanya untuk setiap satuan bagan tadi dan diberikan kepada siswa secara individual, sehingga setiap siswa dapat belajar  sesuai dengan kemampuan dan kecepatanya masing-masing.
[L]       16. Meskipun jumblah siswa SLTA itu 20 orang, hanya untuk minggu pertama dan terakhir selama satu semester itu kegiatan belajar berjalan. Kegiatan dalam minggu-minggu lainnya setiap siswa berkonsultan secara perseorangan saja tatkala menerima tugas dan menyerahkan pekerjaannya kepada gurunya, Pak Sulaiman, yang selalu siap setiap hari ditemui diruang kerjanya.
[J]        17. Pak Cece selalu memberitahukan kepada para siswanya tentang bahan-bahan yang harus disiapkan dan harus dipelajari menjelang pelajaran minggu yang akan datang. Dengan cara demikian, siswa datang dikelas sudah mengetahui tujuannya, bahannya dan kegiatan yang akan dilakukannya disertai motivasi dan kesiapan mental untuk belajar.
[N]       18. Dalam menghadapi siswa sebanyak 300 orang di aula sekolahnya untuk menguraikan tentang makna Haru Sumpah Pemuda, Pak Udin Guru PMP, sangat tepat menyiapkan bahannya secara tertulis dan sistematis, di sertai dengan beberapa ilustrasi singkat dan kongkret dan sewaktu-waktu digunakan juga gambaran-gambaran sebagai alat bentuknya.
[O]       19. Pak Ametembuh mencoba menggunakan teknik penulisan baru untuk membantu para mahasiswanya mempelajari administrasi pendidikan secara mandiri. Pembacanya dihadapkan dengan tugas atau pertanyaan yang dengan cara tertentu akan segera mengetahui jawabannya. Kalau jawanan benar, siswa dapat melanjutkan pada pertanyaan/tugas berikutnya. Tetapi kalau jawanannya itu kurang, ia harus mengerjakan tugas lainnya sampai diperoleh jawaban yang tepat.
[C]       20. Di dalam peraktiknya jarang sekai suatu bahan pelajaran dapat di ajarkan hanya dengan menggunakan metode mengajar tunggal. Oleh karena itu, dalam mengajar PMP, Pak NU’man kedang-kadang berceramah, berdiskusi atau memberikan tugas resitasi kepada para siswa di kelasnya yang berumblah 30 orang.

3. Gambar, Ulasan, dan Analisis kritis terhadap beberapa konsep Utama

1.        Coba anda gambarkan secara skematik suatu evaluasi PBM yang menggunakan pre- post- test design! Jelaskan untuk tujuan- tujuan evaluasi yang bagaimanakah desain itu tepat dipergunakan?
Jawab:
Ø  Evaluasi sumatif (post test) digunakan dilakuakn apabial kita hanya bermaksud mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau penguasaan belajar (mastery learning) yang telah tercapai oleh siswa.
Ø  Evaluasi Formatif digunakan apabila kita menghendaki umpan-balik secara (immediate feedback), kelemahan- kelemahan dari proses belajar itu dapat segera diperbaiki sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih merugikan baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri.
Ø  Evaluasi Reflektif (pre-test) digunakan untuk mendapatkan indicator atau informasi awal tentang kesiapan (readiness) siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan) bahan atau pola-pola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan persiapan rencana kegiatan belajar- mengajar dan peramalan tingkat keberhasialan.
Ø  Evaluasi teknik kombinasi bertujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini apabila kita ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar- mengajar yang bersangkutan.




2.       Coba anda gambarkan pula secara skematik kategori belajar menurut Gagne itu secara hierarki? Berikan ulasan anda dari segi dan penggunaannya di dalam praktik!
Tipe I: Signal Learning (belajar signal atau tanda, isyarat)
Jawab:
Tipe II: Stimulus- Respons learning (belajar stimulus- respons, sambut rangsangan)
Tipe III: Chaining (mempertautkan ) dan tipe IV: verbal Association (asosiasi verbal)
Tipe V: Discrimination learning (belajar mengadakan perbedaan)
Kategori belajar
 









                                                                                                                  
Tipe VI: Concept Learning (belajar konsep dan pengertian )
Tipe VIII: Problem solving ( belajar memecahkan masalah )
Tipe VII: Rule Learning ( belajar membuat generalisasi, hukum- hukum)

 









Ulasan dari skematik tersebut adalah:
Tipe I signal learning (belajar signal atau tanda, isyarat) yaitu signal learning dapat di definisikan sebagai proses penguasaan pola dasar perilaku yang bersifat involunter (involuntary) (tidak disengaja dan didasari tujuannya).
Tipe II Stimulus- Respouns Learning (belajar stimulus- respouns, sambut rangsang) yaitu proses belajar bahasa pada kanak-kanak.
Tipe III  Chaining (mempertahankan) dan tipe IV: Verbal Association (asosiasi verbal) yaitu dalam proses III berkenaan dengan aspek-aspek perilaku psikomotorik. Sedangkan tipe IV berkenaan degan aspek- aspek belajar verbal,secara internal pada diri siswa harus sudah terkuasai sejumlah satuan- satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal.
Tipe V Discrimination learning (belajar mengadakan perbedaan) yaitu prosesnya siswa telah mempunyai kemahiran melakukan chaining dan association serta memilikim kekayaan pengalaman (pola- pola satuan S-R)
Tipe VI Concept Learning (belajar konsep, pengertian) yaitu proses belajar mengindentifikasikan persamaan- persamaan karakteristik dari sejumlah pola- pola S-R itu.
Tipe VII Rule  Learning (belajar membuat generalisasi , hukum-hukum) yaitu proses belajar yang mengadakan kombinasi dari berbagai konsep (pengertian) dengan mengoperasikan kaidah- kaidah logika formal (induktif, deduktif, analisis, sintesis, diferensiasi, komparasi, dan kausalitas).
Tipe VIII problem Solving (belajar memecahkan masalah) yaitu pada tingkat ini siswa belajar mermuskan dan memecahkan masalah (memberikan respouns terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik)

3.       Bandingkan pendekatan PBM berdasarkan teori inquiry- discovery approach dengan teori  expository?  Bagaimana komentar anda meninjaunya dari segi keperluan praktik penggunaannya?
Jawab:
Perbedaaannya yaitu secara garis besar produsernya teori inquiry- discovery approach mempunyai 6 tahap sedangkan expository mempunyai 4 tahap, dan menurut saya cara penyajian bahan dalam inquiry- discovery approach penyajian bahan pelajarannya tidak dalam bentuknya yang final. Siswalah yang diberikan kesempatan untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Sedangkan Expository  menggunakan penyajian bahan dalam bentuk yang telah di persiapkan secara rapi, sistematika, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencerna secara teratur dan tertib.






4.      Menurut pendapat anda adakah hubungan antara teori Mastery learning dengan Sistem pengajar modul ( SPM ) atau system mengajar berprogram?
Coba jelaskan lebih lanjut, seandainya dalam pandangan anda memang ada kaitannya?
Jawab:
Mastery learning (belajar tuntas),waktu yang diperlukan oleh siswa untuk mencapai taraf penguasaan bahan secara memadai seperti yang ditetapkan (norma; criterion).
Tujuannya sama yaitu untuk mencapainya tingkat penguasaan hasil pelajaran yang tinggi, maka akan menunjukkan sikap mental yang sehat pada siswa yang bersangkutan.
           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar