1.
Definisi Konsep
Di
bawah ini terdapat sejumlah konsep seperti yang telah anda pelajari dalam Modul
3 Unit 3. Buatlah Definisi atau penjelasan dengan kata- kata anda sendiri
secara singkat, padat, dan tepat ( concise)
pada tempat yang telah disediakan.
1.
Yang
dimaksud dengan strategi dalam konteks belajar-
mengajar ialah…
2. Ultimate
goal adalah….
3. Peran TIK dalam strategi belajar-
mengajar ialah…
4. Entering
behavior…
5. Stimulus
response learning
ialah…
6. Concept
learning atau belajar konsep ialah…
7. Rule
learning ialah...
8. Problem
solving ialah…
9. Enquiry-
discovery approach
ialah…
10. Expository
approach ialah…
11. Mastery
learning atau prinsip belajar tuntas
ialah…
12. Humanistic
education ialah…
13. Tutorial
system ialah…
14. Individu
study ialah…
15. Classroom
teaching yaitu…
16. Lecture
method ( metode
ceramah) yaitu…
17. Program instruction ( pengajaran berprogram ) ialah…
18. Summative
evaluation ( evaluasi
sumatif ) ialah…
19. Criterion
referenced evaluation
ialah…
20. Standard
deviation ( simpangan
buku ) ialah…
misalnya antara +0,25 dan
-0,25 dengan asumsi bahwa mean (rata- rata) berada pada titik 0 (nihil).
Jawab:
1. Suatu garis besar
haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
2. Tujuan akhir dari
proses belajar mengajar.
3. Yaitu menjadi
pedoman bagi keseluruhan kegiatan belajar- mengajar (mengorganisasikan
pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar- mengajar, mengevaluasi hasil dan
proses belajar).
4. Suatu penetapan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan profil perilaku dan pribadi siswa dalam
arti yang luas.
5. Proses belajar
bahasa pada kanak- kanak yang diperlukan proses pembelajaran, kondisi yang
diperlukan untuk dapat berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor
reinforcement.
6. Proses belajarnya
yaitu terkuasainya kemahiran diskriminasi dan proses kognitif fundamental
sebelumnya.
7. Proses belajar
mengajar dengan mengadakan kombinasi dari berbagai konsep (pengertian) dengan
mengoprasikan kaidah- kaidah logika formal. Sehingga dapat membuat konklusi
(kesimpulan).
8. Belajar memecahkan
suatu masalah atau merumuskan dan memecahkan masalah dengan menggunakan
berbagai roule yang telah dikuasainya.
9. Sistem
belajar-mengajar guru menyajikan bahan
pelajaran tidak dalam bentuknya yang
final.
10. Sistem belajar –
mengajar guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara
rapi, sistematik, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya
secara teratur dan tertib.
11. Maksudnya adalah
waktu yang di perlukan oleh siswa untuk mencapai taraf penguasaan bahan secara memadai
seperti yang ditetapkan (norma; criterion).
12. Suatu gerakan
teori belajar yang menitikberatkan pada upaya membantu siswa agar ia sanggup
mencapai perwujudan dirinya (self- realization) sesuai dengan kemampuan dasar
dan keunikan (uniqueness) yang dimilikinya.
13. Proses sistem
belajar siswa secara lebih intesif.
14. Proses belajar
mengajar yang mungkin dilakuakan oleh seorang siswa yang bekerja sendiri
(individual) saja.
15. Proses belajar
mengajar yang dilakukan dalam ruangan (kelas) yang mungkin ±(20-
30) siswa dan cara pengajarannya pun bervareasi sesuai dengan kesenangan dan
kemampuan guru untuk mengelolanya.
16. Suatu cara
belajar- mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monologue (sologuy)
sehingga pembicaraan lebih bersifat terarah (one way communication).
17. Bentuk metode
belajar- mengajar yang fundamental. Yang paling esensial dari metide ini,ialah
siswa belajar diarahkan dengan tugas (assignment) atau pertanyaan (question)
dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan atau uraian singkat.
18. Model pelaksanaan
evaluasi yang dilakukan setelah berakhirnya kegiatan belajar- mengajar, atau
sering juga kita kenal dengan istilah lain, yaitu post test.
19. Cara
mempertimbangkan taraf keberhasilansiswa dengan memperbandingkan prestasi yang
dicapainya siswa dengan criteria yang telah ditetapkan lebih
dahulu(presstablished criterion).
20. Evaluasi belajar- mengajar maka guru
akan dapat mengevaluasi taraf keberhasilan, baik hasil (produk) maupun proses
belajar- mengajar yang dilakukannya beserta siswa- siswanya, dengan menetapkan
angka batas lulus yang berada di daerah.
2.
Aplikasi Konsep
Sejumblah konsep di bawah ini pun telah kita pelajari dalam Unit 3
Modul 3 ini. Carilah pasangan dari setiap konsep itu yang anda pandang tepat
dari pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan jalan menuliskan kode (huruf A,
B, C dan seterusnya) dari konsep tersebut di depan nomor pernyataan yang sesuai
pada tempat yang disediakan.
Konsep
A. feedback (umpan balik) L.
verification
B. learning experience M. Metode
diskusi
C. objective in mind N.
Metode ceramah
D. entering behavior O.
Pengjaran berprogram
E. learning readiness P.
Evaluasi formatif
F. verbal association Q
norm reference evaluation
G. discriminating learning R.
Passing grade
H. generalization S.
Multy method
I. resitasi T.
Belajar mandiri
J. sistem pengajaran modul U.
Evaluasi reflektif
K. self actualization (realization)
Pernyataan
[K] 1. Sebelum mengajar, Pak Ain selalu
memikirkan jenis-jenis kegiatan apa
kiranya yang senyogianya dilakukan siswanya
nanti. Sumber-sumber apa yang dipergunakan serta bagaimana kiranya kegiatan itu
dilakukan dan bahan serta sumber itu diorganisasikan sehingga menunjang
terhadap pencapaian tujuan belajar-mengajar.
[B] 2. Guru yang sudah berpengalaman seperti
Pak Iyeng itu, tidak selamanya membuat rumusan-rumusan tujuan
instruksional secara terperinci setiap
kali hendak mengajar, namun hal itu tidaklah berarti bahwa proses kegiatan
belajar-mengajar yang diselenggarakan itu tanpa tujuan tertentu.
[S] 3. Pak Rahmat mengetahui bahwa ada
sebagian siswa yang suka menjawab secara terka-terkaan saja terhadap soal-soal
yang disusun dalam bentuk Salah-Benar. Untuk mendapatkan nilai bersih (net
score) dari terkaan itu, maka ia menetapkan bahwa jumblah butir soal yang
dijawab benar harus dikurangi dengan jumblah butir soal yang dijawab salah.
[F] 4. Dengan berulang kali berlatih, Dia
terampil sekali menghubungkan kata-kata yang dibaca atau didengarnya sehingga
merupakan kalimat-kalimat yang mengandung arti tertentu.
[V] 5. Setelah terkumpul angka-angka nilai pekerjaan
siswa dalam pelajaran Matematika yang baru saja diajarkannya, kemudian pak Abin
menghitung angka nilai rata-rata kelasnya yang ternyata hanya mencapai angka
5,25. Padahal, ia mengharapkan nilai minimal 6.00. atas dasar hasil evaluasi
tersebut, ia akan telaah kembali kemungkinan faktor yang menyebabkan kelemahan,
baik pada tujuan, bahan, maupun metode.
[E] 6. Semalaman Tintin berulang kali
berpidato kepada benda-benda yang ada di kamarnya sendiri. Waktu ditanya
ibunya, ia menyatakan bahwa besok ditugaskan untuk menceritakan kembali di
depan kelas kepada teman-temanya tentang pahlawan Walter Monginsidi, yang harus
dibaca lebih dahulu dari salah stu buku sejarah indonesia.
[I] 7. Dari berbagai kepustakaan, Taufiq
mendapatkan informasi yang oleh orang-orang telah dipandangnya sebagai salah
satu Hukum atau dalil dalam Fisika, yaitu barang logam kalau dipanaskan akan
memuai. Untuk mendapatkan kepastian, maka diambilnya beberapa logam kemudian
dipanaskanya. Berdasarkan percobaan itu barulah ia menyakini kebenaran
informasi tadi.
[R] 8. Kalu pak Rohman sudah menetapkan bahwa
hanya siswa yang dapat mencapai nilai 6 yang dapat dinyatakan lulusdalam mata
pelajaran Matematika yang diajarkannya, dapat di pahami apabila banyak siswa
yang tidak lulus karena pada umumnya mereka hanya mendapat prestasi sekitar
angka 5.
[M] 9. Untuk memberikan kesempatan pada siswa
belajar memecahkan masalah Pak Surnya tidak seperti biasanya menceramahkan
tentang bagaimana caranya memecahkan suatu masalah, tetapi menampilkan secara
singkat contoh sebuah masalah, kemudian siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
dengan ditugaskan merumuskan dan mencari alternatif pemecahannya. Pak Surnya
hanya bertindak sebagai orang sumber atau pengarah, kalau diperlukan.
[G] 10. Dengan diberikan sejumblah bola
mainan yang warna warni, Dadan yang sudah masuk TK sangat asik memilih,
memisahkan, kemudian mengumpulkan bola-bola tersebut menurut jenis-jenis
warnanya yang serupa atau mirip atu sama lainnya.
[Q] 11. Untuk keperluan diagnostik, ada
baiknya kita membandingkan prestasi belajar individual siswa dengan temannya
satu sama lain. sebagai ukuran perbandingan yang lebih tepat untuk keperluan
ini ialah angka nilai rata-rata prestasi kelompok siswa yang bersangkutan
[D] 12. Kalu dengan proses belajar kita
harapkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan siswa bertambah dari apa
yang telah mereka miliki, alangkah tepatnya guru mendeteksi disposisi perilaku
siswa, sebelum mereka menjalani proses belajar dengan program daan bahan yang
baru
[P] 13. Sudah menjadi kebiasaan bagi Pak Udi
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswanya pada setiap selesai
menjelaskan bagian demi bagian dari keseluruhan uraiannya, dengan maksud untuk
menilai sejauh mana uraian itu dipahami atau tidaknya oleh para siswa.
[H] 14. Banyak siswa yang terjebak masuk ke
dalam kelas seenaknya, karena mengira tidak ada guru di dalamnya: mereka
tertarik oleh siswa-siswa lain yang sedang asik mendiskusikan
kemungkinan-kemungkinan cara mengatasi banjir yang sering melanda nusantara
ini. Padahal Pak Umar, Guru Geografi juga duduk berdampingan dengan para
siswanya. Ia hnya berbicara sewaktu-waktu saja sebagai penasihat atau orang
sumber. Pak Umar mengharapkan para siswanya dapat mengembangkan kreativitasnya
dan merealisasikan dirinya seoptimal mungkin.
[T] 15. Pak Nana menyadari bahwa prestasi
belajar antara lain dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di pihak
para siswa sendiri . oleh karena itu, ia menyusun bahan pelajaran kedalam
satuan-satuan kecil yang bermakna. Kemudian ditulisnya lembaran tugas serta
lembaran kerjanya untuk setiap satuan bagan tadi dan diberikan kepada siswa
secara individual, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatanya
masing-masing.
[L] 16. Meskipun jumblah siswa SLTA itu 20
orang, hanya untuk minggu pertama dan terakhir selama satu semester itu
kegiatan belajar berjalan. Kegiatan dalam minggu-minggu lainnya setiap siswa
berkonsultan secara perseorangan saja tatkala menerima tugas dan menyerahkan pekerjaannya
kepada gurunya, Pak Sulaiman, yang selalu siap setiap hari ditemui diruang
kerjanya.
[J] 17. Pak Cece selalu memberitahukan
kepada para siswanya tentang bahan-bahan yang harus disiapkan dan harus
dipelajari menjelang pelajaran minggu yang akan datang. Dengan cara demikian,
siswa datang dikelas sudah mengetahui tujuannya, bahannya dan kegiatan yang
akan dilakukannya disertai motivasi dan kesiapan mental untuk belajar.
[N] 18. Dalam menghadapi siswa sebanyak 300
orang di aula sekolahnya untuk menguraikan tentang makna Haru Sumpah Pemuda,
Pak Udin Guru PMP, sangat tepat menyiapkan bahannya secara tertulis dan
sistematis, di sertai dengan beberapa ilustrasi singkat dan kongkret dan
sewaktu-waktu digunakan juga gambaran-gambaran sebagai alat bentuknya.
[O] 19. Pak Ametembuh mencoba menggunakan
teknik penulisan baru untuk membantu para mahasiswanya mempelajari administrasi
pendidikan secara mandiri. Pembacanya dihadapkan dengan tugas atau pertanyaan
yang dengan cara tertentu akan segera mengetahui jawabannya. Kalau jawanan
benar, siswa dapat melanjutkan pada pertanyaan/tugas berikutnya. Tetapi kalau
jawanannya itu kurang, ia harus mengerjakan tugas lainnya sampai diperoleh
jawaban yang tepat.
[C] 20. Di dalam peraktiknya jarang sekai
suatu bahan pelajaran dapat di ajarkan hanya dengan menggunakan metode mengajar
tunggal. Oleh karena itu, dalam mengajar PMP, Pak NU’man kedang-kadang
berceramah, berdiskusi atau memberikan tugas resitasi kepada para siswa di
kelasnya yang berumblah 30 orang.
3. Gambar,
Ulasan, dan Analisis kritis terhadap beberapa konsep Utama
1.
Coba
anda gambarkan secara skematik suatu evaluasi PBM yang menggunakan pre- post-
test design! Jelaskan untuk tujuan- tujuan evaluasi yang bagaimanakah desain
itu tepat dipergunakan?
Jawab:
Ø
Evaluasi
sumatif (post test) digunakan dilakuakn apabial kita hanya bermaksud mengetahui
tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau penguasaan belajar
(mastery learning) yang telah tercapai oleh siswa.
Ø
Evaluasi
Formatif digunakan apabila kita menghendaki umpan-balik secara (immediate
feedback), kelemahan- kelemahan dari proses belajar itu dapat segera diperbaiki
sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih
merugikan baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri.
Ø
Evaluasi
Reflektif (pre-test) digunakan untuk mendapatkan indicator atau informasi awal
tentang kesiapan (readiness) siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan)
bahan atau pola-pola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan persiapan rencana
kegiatan belajar- mengajar dan peramalan tingkat keberhasialan.
Ø
Evaluasi
teknik kombinasi bertujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini apabila
kita ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar- mengajar yang
bersangkutan.
2. Coba anda gambarkan pula secara
skematik kategori belajar menurut Gagne itu secara hierarki? Berikan ulasan
anda dari segi dan penggunaannya di dalam praktik!
Tipe I: Signal Learning (belajar signal atau
tanda, isyarat)
|
Tipe II: Stimulus- Respons learning (belajar
stimulus- respons, sambut rangsangan)
|
Tipe III: Chaining (mempertautkan ) dan tipe
IV: verbal Association (asosiasi
verbal)
|
Tipe V: Discrimination learning (belajar
mengadakan perbedaan)
|
Kategori belajar
|
Tipe VI: Concept Learning (belajar konsep dan
pengertian )
|
Tipe VIII: Problem solving ( belajar memecahkan
masalah )
|
Tipe VII: Rule Learning ( belajar membuat
generalisasi, hukum- hukum)
|
Ulasan dari
skematik tersebut adalah:
Tipe I signal
learning (belajar signal atau tanda, isyarat) yaitu signal learning dapat di
definisikan sebagai proses penguasaan pola dasar perilaku yang bersifat
involunter (involuntary) (tidak disengaja dan didasari tujuannya).
Tipe II
Stimulus- Respouns Learning (belajar stimulus- respouns, sambut rangsang) yaitu
proses belajar bahasa pada kanak-kanak.
Tipe III Chaining (mempertahankan) dan tipe IV: Verbal
Association (asosiasi verbal) yaitu dalam proses III berkenaan dengan
aspek-aspek perilaku psikomotorik. Sedangkan tipe IV berkenaan degan aspek-
aspek belajar verbal,secara internal pada diri siswa harus sudah terkuasai
sejumlah satuan- satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal.
Tipe V
Discrimination learning (belajar mengadakan perbedaan) yaitu prosesnya siswa
telah mempunyai kemahiran melakukan chaining dan association serta memilikim
kekayaan pengalaman (pola- pola satuan S-R)
Tipe VI
Concept Learning (belajar konsep, pengertian) yaitu proses belajar
mengindentifikasikan persamaan- persamaan karakteristik dari sejumlah pola-
pola S-R itu.
Tipe VII
Rule Learning (belajar membuat
generalisasi , hukum-hukum) yaitu proses belajar yang mengadakan kombinasi dari
berbagai konsep (pengertian) dengan mengoperasikan kaidah- kaidah logika formal
(induktif, deduktif, analisis, sintesis, diferensiasi, komparasi, dan
kausalitas).
Tipe VIII
problem Solving (belajar memecahkan masalah) yaitu pada tingkat ini siswa
belajar mermuskan dan memecahkan masalah (memberikan respouns terhadap
rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik)
3. Bandingkan pendekatan PBM berdasarkan
teori inquiry- discovery approach dengan teori
expository? Bagaimana komentar
anda meninjaunya dari segi keperluan praktik penggunaannya?
Jawab:
Perbedaaannya
yaitu secara garis besar produsernya teori inquiry- discovery approach
mempunyai 6 tahap sedangkan expository mempunyai 4 tahap, dan menurut saya cara
penyajian bahan dalam inquiry- discovery approach penyajian bahan pelajarannya
tidak dalam bentuknya yang final. Siswalah yang diberikan kesempatan untuk
mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan
masalah. Sedangkan Expository
menggunakan penyajian bahan dalam bentuk yang telah di persiapkan secara
rapi, sistematika, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencerna
secara teratur dan tertib.
4. Menurut pendapat anda adakah hubungan
antara teori Mastery learning dengan Sistem pengajar modul ( SPM ) atau system
mengajar berprogram?
Coba jelaskan
lebih lanjut, seandainya dalam pandangan anda memang ada kaitannya?
Jawab:
Mastery learning (belajar
tuntas),waktu yang diperlukan oleh siswa untuk mencapai taraf penguasaan bahan
secara memadai seperti yang ditetapkan (norma; criterion).
Tujuannya
sama yaitu untuk mencapainya tingkat penguasaan hasil pelajaran yang tinggi,
maka akan menunjukkan sikap mental yang sehat pada siswa yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar