MASALAH PENYESUAIAN DIRI DAN MENTAL
Penyesuaian
Normal dan Penyesuaian Menyimpang
Kegiatan atau tingkah laku individu pada hakikatnya
merupakan cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang di tempuh individu untuk
memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara
ang di sadari maupun bahan yang tidak di sadari.
Proses penyesuaian diri ini
menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri jika individu
dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa
menimbulkan gangguan atau kerugian bagi linkungannya, hal itu disebut “well adjusted” atau penyesuaian dengan
baik. Dan sebaliknya jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri tersebut
disebut “maladjusted” atau salah
suai.
a.
Penyesuaian
Normal
Schneiders (1964: 51) berpendapat bahwa
penyesuaian adalah proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan
individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, mengatasi ketegangan frustasi
dan konflik secara sukses, serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara
kebutuan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup.
Selanjutnya dia menjelaskan cirri-ciri
orang yang well adjusted yaitu “ yang mampu merespon(kebutuhan dan
masalah) secara matang ,efesien,puas,dan sehat (wholesome). “yang di magsud efesier adalah hasil yang di perolehnya
tdak membuang energiwaktu atau kekeliruan. Sementara wholesome adalah respon individu itu sesuai dengan hakikat
kemanusiaannya, ubungan dengan orang lain, dan hubungan demngan tuhan.
Penyesuaian yang
normal ini memeliki karakteristik: sebagai berikut (Schneider 1964: 274-276)
1)
Absence of excessive emotionnality (terhindar dari
ekpresi emosi yang berlebih-lebihan, merugikan, atau kurang ampu
mengontroldiri)
2)
Absence of psychological mechanism (terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologi, seperti
rasionalisasi, agresi, kompensasi dan sebaigainya)
3)
Absence of the sense of personal frustration (terhindar dari perasaan frustasi atau perasaan kecewa
karena tidak terpenuhi kebutuhannya)
4)
Rational deliberation and self-direction (memiliki pertimbagan dan pengarahan diri yang
rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan alternatif-alternatif yang telah di pertimbangkan secara matang dan
mengarahkan diri sesai dengan keputusan yang di ambil)
5)
Ability to learn (mampu belajar, mampu mengembangankan kualitas dirinya, khususnya yang
berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah
sehari-hari
6)
Utilization of past experience (mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin
masa lalu baik yang terkait dengan keberhasilan maupun kegagalan untuk
mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik)
7)
Realistic, objective attitude ( bersikap objektif dan realistic;mampu menerima
knyataan hidup yang di hadapi secara wajar; mampu menghinari, merespon situasi
atau masalah secara rasional, tidak di dasari oleh prasangka buruk atau
negative)
b. Penyesuaian Menyimpang
Penyesuaian
diri yang menyimpang atau tidak normal merupakan proses pemenuhan kebutuhan
atau upaya pemecahan sebuah masalah dengan cara-cara tidak wajar atau ertentangan
dengan norma-norma yang di junjung tinggi masyarakat. Bisa di sebut juga ini
tingka laku yang abnormal
Bentuk-Bentuk Mekanisme Pertahanan Diri
a.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah upaya
mereka-reka alasan untuk menutupi
suasana yang tidak nyaman, tidak dapat diterima, atau merusak keutuhan pribadi
atau status. Rasionalisasi ini biasanya digunakan untuk upaya dirinya
memelihara keutuhan ego dirinya sendiri. Sedangkan penyebab psikologis
rasionalisasi ini adalah perasaan-perasaan tidak mampu, gagal, dan berdosa. Rasionalisasi
dapat merusak integritas pribadi dan penyesuaian diri yang sehat. Rasionalisasi
juga sama dengan bohong karena mereka menghindari keadaan yang nyata.
b.
Sour Grape
Mekanisme
pertahanan diri ini sama dengan rasionlisasi sama-sama menipu dirinya sendiri.
Contoh dari sikap sour grape ini adalah siswa yang gagal disekolahnya
kemungkinan akan mrnggunakan sour grape untuk menutupi rasa frustasinya.
c.
Egosentrisme dan Superioritas
Egosentrisme dan superioritas merupakan cara yang efektif
utnuk melindungi diei dari dampak-dampak buruk dari rasa inferioritas dan rasa
gagal dalam mencapai apa yang dia senangi. Faktor-faktor penyebabmya adalah
perasaan tidak aman dari perasaan rendah diri dan perlakuan orang tua yang
memanjakan.
d.
Introjeksi dan Identifikasi
Kedua mekanisme
ini sama-sama mempertahankan, melindungi dan memelihara ego dari kelemahan
dirinya sendiri. Contohnya : anak laki-laki mengidentifikasi kekuatan ayahnya
dan kemudian mengintrojeksi kualitas-kualitas pribadinya, seperti kematangan
dan keberanian.
e.
Proyeksi dan Sikap Mencela
Proyeksi
merupakan mekanisme memprtahankan egonya denga mengambing hitamkan orang lain
atau sesuatu sebagai penyebabnya. Proyeksi ini sering dihubungkan dengan reaksi
blamming dan merepleksiakan perasaan tidak mampu dan bersalah yang mendalam.
Contohnya pekerja yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya memproyeksikan
kesalahannya kepada mesin, bukan kepada dirinya yang tidak mampu menyelesaikan
pekerjaannya.
f.
Represi
Represi
merupakan proses penekanan, pengalaman, dorongan keinginan, atau pikiran yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan sosial ke alam tak sadar,karena
hal itu mengancam keamanan egonya.
Semua bentuk pertahanan diri diatas
sama-sama bertujuan untuk mereduksi ketegangan, konflik, frustasi dalam upaya
untuk melindungi egonya.
Reaksi Bertahan
Mekanisme pertahanan dapat di artikan sebagai respon
yang tidak di sadari yang berkembang dalam kepribadian individu. Orang ini
berusaha mempertahan kan diri sendiri, seolah-olah tidak mengalami kegagalan,
atau menuntupi kelemahan dirinya sendiri dengan cara-cara atau alas an-alasan
tertentu. Bentuk reaksi tersebut di
antaranya: (1) konpensasi : menutupi kelemahan dalam satu hal,
dengan cara mencari kepuasan dalam
bidang lain. (2) sublimasi : menutupi
atau menggati kelemahan atau kegagalan dengan cara atau kegiatan yang
mendapatkan pengakuan (sesuai dengan nilai-nilai)masyarakat. Dan (3) proyeksi : melemparkan sebab kegagalan
dirinya kepada pihak lain.
a. Perasaan
Rendah Diri
Inferioaritas
ini dapat di artikan sebagai perasaan atau sikap yang pada umumnya tidak di
sadari yang berasal dari kekurangan diri, baik secara nyata maupun
maya(imajinasi)
Inferotas ini
menimbulkan gejala-gejala sikap dan perilaku berikut.
(1) Peka(merasa tidak senang ) terhadap kritikan orang
lain.
(2) Sangat senang terhadap pujian atau penghargaan.
(3) Senang mengkritik atau mencela orang lain.
(4) Kurang senang untuk berkompetisi .
(5) Cenderung senang menyendiri, pemalu, dan penakut.
Berkembangnya sikap
inferioritasini di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
(1) Kondisi fisik : lemah, kerdil, cacat, tidak berfungsi,
atau wajah yang tidak menarik.
(2) Psikoligis : kecerdasan di bawah rata-rata, konsep
diri yang negative sebagai dampak dari frustasi yang terus menerus dalam
memenuhi kebutuhan dasar ( seperti selalu gagaluntuk memperoleh status, kasih
saying, prestasi, dan pengakuan).
(3) Kondisi lingkungan yang tidak kondusif : hubungan
interpersonal dalam keluarga tidak harmonis, kemiskinan, dan perlakuan yang
keras dari orang tua.
b. Perasaan
Gagal
Perasaan ini
sangat dekat hubungannya dengan perasaan “inadequacy”
, karena jika seseorang sudah merasa bahwa dirinya tidak mampu, maka dia
cenderung mengalami kegagalan untuk melakukan sesuatu atau mengatasi masalah
yang di hadapinya.
c. Perasaan Bersalah
Perasaan
bersalah ini muncul setelah seseorang melakukan perbuatan yang melanggar aturan
moral, atau sesuatu yang di anggep dosa
Reksi
Menyerang
Agresi atau raksi
menyerang dapat diartikan sebagai bentuk sebuah respon untuk mereduksi
ketegangan dan frustasi melalui media tingkah laku yang merusak, berkuasa dan
mendominasi. Reaksi agresi tidak berkontribusi pada kesejahteraan rohaniah.
Agresi ini terefleksi dalam tingkah laku verbal seperti berkata kasar,
bertengkar dan nonverbal seperti menolak atau melanggar aturan. Agresi ini
dipengaruhi beberapa factor, yaitu : fisik, psikis dan sosial.
Lebih lanjut
dikemukakan gejala-gejala prilaku sikap agresif, yaitu :
o Selalu membenarkan diri sendiri.
o Mau berkuasa dalam setiap situasi.
o Mau memiliki segalanya.
o Bersikap senang mengganggu orang lain.
o Menggertak, baik dengan ucapan atau perbuatan.
o Keras kepala.
o Bersikap balas dendam.
o Memperkosa hak orang lain.
Delinquency dapat diartikan
sebagai tingkah laku individu atau kelompok yang melanggar aturan dan norma
yang berlaku dimasyarakat. Tingkah laku ini dipandang sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan dan mereduksi ketegangan, konflik dan frustasi.
Reaksi Melarikan Diri dari Kenyataan.
Reaksi escape dan withdrawal
merupakan perlawanan pertahanan diri terhapap tuntutan, desakan an ancaman dari
lingkungan diman ia hidup. Escape mereflesikan perasaan jenuh atau putus asa;
sedangkan withdarawal merefleksikan kecemasan atau ketakutan. Contoh seorang
siswa mengalami frustasi krena prestasi belajar disekolahnya rendah. Akhirnya
dia sering melamun. Danmelarikan diri dari kehidupan nyata kekehidupan yang tak
nyata.
Reaksi escape
dan withdrawal berkembangnya isebabkan oleh :
o
Factor
psikologis : frustasi, konflik,
ketakutan perasaan tertindas dan kemiskinan sosial.
o
Factor
lingkungan : orang tua terlalu
memanjakan anak dan orang tua terlalu menekankan disiplin pada anak.
Penyesuaian yang Patologis
Penyesuaian yang
patologis ini berarti individu yang mengalaminya perlu mendapat perawatan
khusus dan bersifat klinis, bahkan perlu perawatan dirumah sakit. Tindakan
pencegahan dapat dilakukan sebagai berikut sekolah hendaknya menempatkan diri
sebagai suatu lingkungan yang
memeberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.
Gejala-gejala salah ini akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang
kurang wajar atau kelaianan tingkah laku. Mereka yang menunjukan gejala-gejala
kelainan tingkah laku mempunyai kecenderungan gagal dala proses pendidikannya.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu usaha nyata utnuk menanggulangi
gejala-gejala tersebut, dalam hubungan ini bimbingan dan konseling mempunyai
peranan cukup penting.
Masalah Belajar
Secara psikologis dapat
diartikan sebagai prosws memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh
respon yang diperlukan dalam interaksidengan lingkungan secara efisien. Dalam
kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik pelajar itu sendiri maupun
pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan
kondisi yang baik agar berhasil dan lain sebagainya. Keberhasilan siswa itu
sendiri dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya :
1. Faktor internal
Faktor internal
terdiri dari factor fisik (nutrisi, kesehatan, dan keberfungsian fisik) dan
factor psikis (kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar).
menurut w. H. Burton factor
internal yang mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
o Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental.
o Gangguan fisik : kurang berfungsinya organ-organ
perasaan dan alat-alat bicara, gangguan kesehatan.
o Gangguan emosi : merasa tidak aman, kurang bisa
menyesuaikan diri, baik dengan orang, ketidak matangan emosi.
2. Faktor eksternal
Factor ini
meliput factor sosial dan nonsosial. Faktor sosial adalah factor manusia baik
yang hadir secara langsung maupun yang
kehadirannya secara tidak langsung.
Faktor non sosial adalah keadaan suhu, waktu, suasan lingkungan, keadaan
tempat. Jadi jelas dalam kegiatan belajar akan banyak maalah-masalah yang
timbul terutama yang dirasakan oleh siswa. Agar siswa berhasil, pihak sekolah
sebaiknya memberikan bantuan kepada siswa dalam mengtasi masalah-masalah yang
timbul dalam kegiatan belajar. Layanan bantuan ada yang bersifat preventip dan
bersifat kuratif.
yang bersifat preventip diantaranya
dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut :
o Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
o Cara membaca buku yng efektif.
o Cara membuat catatan pelajaran.
o Cara belajar kelompok.
o Teknik menyusun laporan.
bimbingan
belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang
memiliki masalah atau kesulitan belajar, untuk membantu merka, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
o Mengidntifikasi kasus dengan cara memandingakan nilai
siswa, menerima laporan dari guru,.
o Mengidentifikasi letaknya masalah dengan cara melihat
kawasan belajar yang belum dicapai, melihat ruang lingkup.
o Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan
belajar.
o Prognosis, mengambil keputusan serta meramalkan
kemungkinan penyembuhannya.
o Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan
prognosis.
Kecerdasan Majemuk (Multiple Intellegience)
Untuk mengukur
kemampuan dan prilaku manusia digunakan tes psikologi. Alat ini dirancang
sedemikian rupa dengan bentuk yang terstruktur sehingga dapat menampilkan
kemampuan individu. Tes psikologi yang baik harus memenuhi beberappa persyaratan
anatara lain harus reliable, valid, objektif, dapat dibandingkan, dapat
menampilkan perbedaan individu, dpat menginterpresikan, serta memiliki standard
pengukuran yang mewakili sampel dari populasi norma situasi tertentu.
Penggunaan hasil tes psikologi yang tepat dapat menggambarkan dan memperediksi
prilaku yang sesuai dengan karakteristik individu dan begitu juga sebaliknya.
Ada dua macam tes psikologi yaitu tes kepribadian dan tes kemampuan. Tes
kemampuan sering disebut juga intelegensi tes dan sering disebut juga keckapan
tes, padahal kedua istilah ini berbeda.
pada awal abad ke-20 tes psikologi
pertama kali dilakukan oleh alferd binet di prancis. Sejak saat itu dikenal
bahwa tes kecerdasaan dapat mengukur potensi anak untuk belajar disekolah,
sehingga setiap orang tua akan merasa senang jika si anak dikatakan memiliki
hasil intelegensi yang tinggi dan begitupun sebliknya.
pada tahun 1980-an,
howard gardner intelegensi memiliki standar tertentu yaitu kemampuan untuk mengatsi masalah dalam
kehidupan, kemampuam untuk menggeneralisir masalah serta kemampuan untuk embuat
pelayanan yang bernilai. Setiap intelegensi emiliki perkembangan urutan
tersendiri, yang pertumbuhan dan kemunculannya berbeda satu sama lain. Setiap
intelegensi akan berkembang jika diberi kesempatan untuk berkembang,
diantaranya factor guru akan dapat
memegang peranan penting utnuk menciptakan lingkungan yang cerdas bagi
siswa-siswainya untuk mengembangan kedelapan intelegensinya. Konsep multiple
intelegency ini berpendapat bahwa intelegensi seseorang tidak hanya memiliki
kapasitas belajar dan menyelesaikan masalah,tetapi juga memiliki kapasitas
untuk menciptakan ssuatu dalam konteks yang kaya sera menciptakan setting yang
alamiah. Gardner memiliki alasan mengapa memakai istilah intelegensi,
diantaranya :
v Apabila seseorang mengalami kecelakaanatau menderita
sakit yang mempengaruhi kesehatan otaknya, maka hal itu akan mempengaruhi pada
tidka berkembangnya seluruh intelegensi yang dimilikinya.
v Adanya penderita savants
v Adanya perbedaan sejarah perkembangan dan suatu
penampilan kahir yang dipastikan oleh para ahli.
v Memiliki sejarah yang bersifat masuk akal.
v Adanya dukungan dari pengukuran tes psikologi.
v Mendapat dukungan dari tugas-tugas eksperimental
psikologik.
v Dapat mengidentifikasi tentang pengoperasian tiap
intelegensi.
v Tiap intelegensi memiliki symbol tertentu.
Ada beberapa hal yang arus perlu kita ingat,yaitu :
v Setiap manusia memiliki delapan intelegensi namun
yangmenonjol hanya satu atau dua intelegensi saja.
v Tiap manusia mampu mengembangkan intelegensi oada
tahap yang kompeten, bila mendapat stimulasi, bimbingan dan dukungan
yangmemadai.
v Intelegensi dapat bekerja bersamaan dalam cara yang
kompleks.
v Terdapat beberapa cara untuk menjadi cerdas pada
tiap-tiap intelegensi.
Kedelapan
intelegensi itu adalah sebagai berikut :
A)
kecerdasan bahasa (linguistic intelligence)
kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan
keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. “ciri utama dari
kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif dalam
membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk
memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”. Banyak
orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol mempunyai kemampuan dalam
bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi . Gardner percaya para penyair
dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti
kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan
sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.
B)
kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence)
Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah
kecerdasan logika-matematika.“kecerdasan logika-matematika meliputi
keterampilan berhitung berpikir logis
mampu berfikir secara deduktif dan induktif dan keterampilan pemecahan
masalah”.
Karakteristik
kecerdasan logika-matematika dintaranya :
1.
Merasakan objek
yang ada di lingkungan serta fungsi fungsi objek tersebut
2.
Merasa familiar
dengan konsep kuantitas
3.
Menunjukan
keahlian dengan logika untuk menyelesaikan masalah
4.
Mengajukan dan
menguji hipotesis
C) kecerdasan
kinestetik-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence)
Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang
dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. “kecerdasan
kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian
dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian,
akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik)” artinya untuk menyatukan tubuh
dan pikiran.
Karakteristik kecerdasan kinestetik-tubuh diantaranya :
1.
Mampu
mengeksplorasi lingkungan dan objek melalui sentuhan dan gerakan
2.
Mampu
mengembangkan koordinasi dan arti waktu
3.
Mampu menikmati
belajar kongkrit melalui pengalaman sperti perjalanan di lapangan
4.
Memperlihatkan
kecekatan dalam bekerja dengan gerak motorik
D)
kecerdasan visual-spasial (visual-spatial intelligence)
Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut
juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi
kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran
mental dan ungkapan artistic kemampuan yang berhubungan dengan pemilihan,
pemahaman, proyeksi visual, imajinasi mental. “pusat bagi kecerdasan ruang
adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan
transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan, dan mampu
menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada
ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman
visualnya”.
Karakteristik
kecerdasan visual-spasial diantaranya :
1.
Belajar dengan
cara melihat dan menobservasi benda
2.
Mengemudikan
diri dan memahami objek objek secara efektif melalui ruang
3.
Menerima membaca
grafik, peta serta digram
4.
Menikmati
membuat sketsa, menggambar, melukis, memahat dsb.
E)
kecerdasan musik (musical intelligence)
“kecerdasan musikal meliputi kepekaan
terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek
emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi
musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik”.
Karakteristik kecerdasan musik diantaranya :
1.
Sangat berminat
mendengar music
2.
Banyak belajar
para pemain music serta menikmati dan mencari kesempatan untuk mendengar music
dan mempelajarinya
3.
Memiliki
kemampuan merespon dengan baik terhadap kinestetik music
4.
Mampu menghayati
mood dan irama musik
F)
kecerdasan interpesonal (interpersonal intelligence)
Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan
orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan interpersonal.
Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal,
sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. “kecerdasan
interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar
individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan kemampuan untuk mengenali dan
menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana
hati, perspektif, dan motivasi orang”.
Karakteristik
kecerdasan interpesonal diantaranya :
1.
Memiliki
hubungan emosional yang erat dengan orangtua
2.
Mampu memelihara
hubungan social yang telah dibinanya
3.
Memahami
berbagai cara yang dapat digunakan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
4.
Mampu menerima
perasaan, pemikiran, motivasi, perilaku
G)
kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence)
Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan
perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang berhubungan dengan aspek
internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal.
“fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri
yang akurat, penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur
emosi diri. Karakteristik kecerdasan intrapersonal diantaranya :
1.
Menyadari kondisi
fluktuasi emosinya
2.
Mampu menemukan
cara pelampiasan untuk mengekspresikan perasaan perasaan dan pemikirannya
3.
Mengembangkan
model diri yang akurat
4.
Memilki motivasi
untuk mengidentifikasi dfan menyalurkan tujuannya
H)
kecerdasan naturalis (naturalist intelligence)
Lama sekali setelah gardner menulis
bukunya, frames of mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk
kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh gardner adalah kecerdasan naturalis.
Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “orang yang menonjol dalam kecerdasan
naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan
dan alam (tanaman, hewan, geologi)”. Ada banyak bidang pekerjaan yang
menghendaki bakat naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang
yang berciri khas mengamati perilaku alam. Walaupun ada banyak bidang pekerjaan
yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat memiliki
kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat
alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar