Jumat, 28 September 2012

bimbingan konseling bab 10

MASALAH PENYESUAIAN DIRI DAN MENTAL

Penyesuaian Normal dan Penyesuaian Menyimpang
               Kegiatan atau tingkah laku individu pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang di tempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik cara-cara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara ang di sadari maupun bahan yang tidak di sadari.
               Proses penyesuaian diri ini menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi linkungannya, hal itu disebut “well adjusted” atau penyesuaian dengan baik. Dan sebaliknya jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri tersebut disebut “maladjusted” atau salah suai.
a.       Penyesuaian Normal
      Schneiders (1964: 51) berpendapat bahwa penyesuaian adalah proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, mengatasi ketegangan frustasi dan konflik secara sukses, serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup.
      Selanjutnya dia menjelaskan cirri-ciri orang yang well adjusted  yaitu “ yang mampu merespon(kebutuhan dan masalah) secara matang ,efesien,puas,dan sehat (wholesome). “yang di magsud  efesier adalah hasil yang di perolehnya tdak membuang energiwaktu atau kekeliruan. Sementara wholesome adalah respon individu itu sesuai dengan hakikat kemanusiaannya, ubungan dengan orang lain, dan hubungan demngan tuhan.
Penyesuaian yang normal ini memeliki karakteristik: sebagai berikut (Schneider 1964: 274-276)
1)      Absence of excessive emotionnality (terhindar dari  ekpresi emosi yang berlebih-lebihan, merugikan, atau kurang ampu mengontroldiri)
2)      Absence of psychological mechanism (terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologi, seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi dan sebaigainya)
3)      Absence of the sense of personal frustration (terhindar dari perasaan frustasi atau perasaan kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhannya)
4)      Rational deliberation and self-direction (memiliki pertimbagan dan pengarahan diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan alternatif-alternatif  yang telah di pertimbangkan secara matang dan mengarahkan diri sesai dengan keputusan yang di ambil)
5)      Ability to learn (mampu belajar, mampu mengembangankan kualitas dirinya, khususnya yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah sehari-hari
6)      Utilization of past experience (mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin masa lalu baik yang terkait dengan keberhasilan maupun kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik)
7)      Realistic, objective attitude ( bersikap objektif dan realistic;mampu menerima knyataan hidup yang di hadapi secara wajar; mampu menghinari, merespon situasi atau masalah secara rasional, tidak di dasari oleh prasangka buruk atau negative)

b.      Penyesuaian Menyimpang
   Penyesuaian diri yang menyimpang atau tidak normal merupakan proses pemenuhan kebutuhan atau upaya pemecahan sebuah masalah dengan cara-cara tidak wajar atau ertentangan dengan norma-norma yang di junjung tinggi masyarakat. Bisa di sebut juga ini tingka laku yang abnormal




Bentuk-Bentuk Mekanisme Pertahanan Diri
a.      Rasionalisasi
  Rasionalisasi adalah upaya mereka-reka  alasan untuk menutupi suasana yang tidak nyaman, tidak dapat diterima, atau merusak keutuhan pribadi atau status. Rasionalisasi ini biasanya digunakan untuk upaya dirinya memelihara keutuhan ego dirinya sendiri. Sedangkan penyebab psikologis rasionalisasi ini adalah perasaan-perasaan tidak mampu, gagal, dan berdosa. Rasionalisasi dapat merusak integritas pribadi dan penyesuaian diri yang sehat. Rasionalisasi juga sama dengan bohong karena mereka menghindari keadaan yang nyata.
b.      Sour Grape
Mekanisme pertahanan diri ini sama dengan rasionlisasi sama-sama menipu dirinya sendiri. Contoh dari sikap sour grape ini adalah siswa yang gagal disekolahnya kemungkinan akan mrnggunakan sour grape untuk menutupi rasa frustasinya.
c.       Egosentrisme dan Superioritas
Egosentrisme  dan superioritas merupakan cara yang efektif utnuk melindungi diei dari dampak-dampak buruk dari rasa inferioritas dan rasa gagal dalam mencapai apa yang dia senangi. Faktor-faktor penyebabmya adalah perasaan tidak aman dari perasaan rendah diri dan perlakuan orang tua yang memanjakan.
d.      Introjeksi dan Identifikasi
Kedua mekanisme ini sama-sama mempertahankan, melindungi dan memelihara ego dari kelemahan dirinya sendiri. Contohnya : anak laki-laki mengidentifikasi kekuatan ayahnya dan kemudian mengintrojeksi kualitas-kualitas pribadinya, seperti kematangan dan keberanian.
e.       Proyeksi dan Sikap Mencela
Proyeksi merupakan mekanisme memprtahankan egonya denga mengambing hitamkan orang lain atau sesuatu sebagai penyebabnya. Proyeksi ini sering dihubungkan dengan reaksi blamming dan merepleksiakan perasaan tidak mampu dan bersalah yang mendalam. Contohnya pekerja yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya memproyeksikan kesalahannya kepada mesin, bukan kepada dirinya yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya.
f.       Represi
Represi merupakan proses penekanan, pengalaman, dorongan keinginan, atau pikiran yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan sosial ke alam tak sadar,karena hal itu mengancam keamanan egonya.
           Semua bentuk pertahanan diri diatas sama-sama bertujuan untuk mereduksi ketegangan, konflik, frustasi dalam upaya untuk melindungi egonya.

Reaksi Bertahan
               Mekanisme pertahanan dapat di artikan sebagai respon yang tidak di sadari yang berkembang dalam kepribadian individu. Orang ini berusaha mempertahan kan diri sendiri, seolah-olah tidak mengalami kegagalan, atau menuntupi kelemahan dirinya sendiri dengan cara-cara atau alas an-alasan tertentu. Bentuk reaksi tersebut  di antaranya: (1) konpensasi  : menutupi kelemahan dalam satu hal, dengan  cara mencari kepuasan dalam bidang lain. (2) sublimasi : menutupi atau menggati kelemahan atau kegagalan dengan cara atau kegiatan yang mendapatkan pengakuan (sesuai dengan nilai-nilai)masyarakat. Dan (3) proyeksi : melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.
a.      Perasaan Rendah Diri
   Inferioaritas ini dapat di artikan sebagai perasaan atau sikap yang pada umumnya tidak di sadari yang berasal dari kekurangan diri, baik secara nyata maupun maya(imajinasi)
Inferotas ini menimbulkan gejala-gejala sikap dan perilaku berikut.
(1)   Peka(merasa tidak senang ) terhadap kritikan orang lain.
(2)   Sangat senang terhadap pujian atau penghargaan.
(3)   Senang mengkritik atau mencela orang lain.
(4)   Kurang senang untuk berkompetisi .
(5)   Cenderung senang menyendiri, pemalu, dan penakut.
Berkembangnya sikap inferioritasini di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
(1)   Kondisi fisik : lemah, kerdil, cacat, tidak berfungsi, atau wajah yang tidak menarik.
(2)   Psikoligis : kecerdasan di bawah rata-rata, konsep diri yang negative sebagai dampak dari frustasi yang terus menerus dalam memenuhi kebutuhan dasar ( seperti selalu gagaluntuk memperoleh status, kasih saying, prestasi, dan pengakuan).
(3)   Kondisi lingkungan yang tidak kondusif : hubungan interpersonal dalam keluarga tidak harmonis, kemiskinan, dan perlakuan yang keras dari orang tua.
b.      Perasaan Gagal
Perasaan ini sangat dekat hubungannya dengan perasaan “inadequacy” , karena jika seseorang sudah merasa bahwa dirinya tidak mampu, maka dia cenderung mengalami kegagalan untuk melakukan sesuatu atau mengatasi masalah yang di hadapinya.
c.       Perasaan Bersalah
Perasaan bersalah ini muncul setelah seseorang melakukan perbuatan yang melanggar aturan moral, atau sesuatu yang di anggep dosa

Reksi Menyerang
               Agresi atau raksi menyerang dapat diartikan sebagai bentuk sebuah respon untuk mereduksi ketegangan dan frustasi melalui media tingkah laku yang merusak, berkuasa dan mendominasi. Reaksi agresi tidak berkontribusi pada kesejahteraan rohaniah. Agresi ini terefleksi dalam tingkah laku verbal seperti berkata kasar, bertengkar dan nonverbal seperti menolak atau melanggar aturan. Agresi ini dipengaruhi beberapa factor, yaitu : fisik, psikis dan sosial.
Lebih lanjut dikemukakan gejala-gejala prilaku sikap agresif, yaitu :
o   Selalu membenarkan diri sendiri.
o   Mau berkuasa dalam setiap situasi.
o   Mau memiliki segalanya.
o   Bersikap senang mengganggu orang lain.
o   Menggertak, baik dengan ucapan atau perbuatan.
o   Keras kepala.
o   Bersikap balas dendam.
o   Memperkosa hak orang lain.
               Delinquency dapat diartikan sebagai tingkah laku individu atau kelompok yang melanggar aturan dan norma yang berlaku dimasyarakat. Tingkah laku ini dipandang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan mereduksi ketegangan, konflik dan frustasi.

Reaksi Melarikan Diri dari Kenyataan.
               Reaksi escape dan withdrawal merupakan perlawanan pertahanan diri terhapap tuntutan, desakan an ancaman dari lingkungan diman ia hidup. Escape mereflesikan perasaan jenuh atau putus asa; sedangkan withdarawal merefleksikan kecemasan atau ketakutan. Contoh seorang siswa mengalami frustasi krena prestasi belajar disekolahnya rendah. Akhirnya dia sering melamun. Danmelarikan diri dari kehidupan nyata kekehidupan yang tak nyata.
Reaksi escape dan withdrawal berkembangnya isebabkan oleh :
o   Factor psikologis          : frustasi, konflik, ketakutan perasaan tertindas dan kemiskinan sosial.
o   Factor lingkungan        : orang tua terlalu memanjakan anak dan orang tua terlalu menekankan disiplin pada anak.

Penyesuaian yang Patologis
               Penyesuaian yang patologis ini berarti individu yang mengalaminya perlu mendapat perawatan khusus dan bersifat klinis, bahkan perlu perawatan dirumah sakit. Tindakan pencegahan dapat dilakukan sebagai berikut sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan  yang memeberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik. Gejala-gejala salah ini akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang kurang wajar atau kelaianan tingkah laku. Mereka yang menunjukan gejala-gejala kelainan tingkah laku mempunyai kecenderungan gagal dala proses pendidikannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu usaha nyata utnuk menanggulangi gejala-gejala tersebut, dalam hubungan ini bimbingan dan konseling mempunyai peranan cukup penting.

Masalah Belajar
               Secara psikologis dapat diartikan sebagai prosws memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh respon yang diperlukan dalam interaksidengan lingkungan secara efisien. Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik pelajar itu sendiri maupun pengajar.  Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil dan lain sebagainya. Keberhasilan siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya :
1.   Faktor internal
Faktor internal terdiri dari factor fisik (nutrisi, kesehatan, dan keberfungsian fisik) dan factor psikis (kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan  kebiasaan belajar).
               menurut w. H. Burton factor internal yang mengakibatkan kesulitan belajar adalah sebagai berikut :
o   Ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental.
o   Gangguan fisik : kurang berfungsinya organ-organ perasaan dan alat-alat bicara, gangguan kesehatan.
o   Gangguan emosi : merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, baik dengan orang, ketidak matangan emosi.
2.   Faktor eksternal
Factor ini meliput factor sosial dan nonsosial. Faktor sosial adalah factor manusia baik yang  hadir secara langsung maupun yang kehadirannya secara tidak langsung.  Faktor non sosial adalah keadaan suhu, waktu, suasan lingkungan, keadaan tempat. Jadi jelas dalam kegiatan belajar akan banyak maalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa. Agar siswa berhasil, pihak sekolah sebaiknya memberikan bantuan kepada siswa dalam mengtasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Layanan bantuan ada yang bersifat preventip dan bersifat kuratif.
         yang bersifat preventip diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut :
o   Sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
o   Cara membaca buku yng efektif.
o   Cara membuat catatan pelajaran.
o   Cara belajar kelompok.
o   Teknik menyusun laporan.
                     bimbingan belajar yang bersifat kuratif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki masalah atau kesulitan belajar, untuk membantu merka, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
o   Mengidntifikasi kasus dengan cara memandingakan nilai siswa, menerima laporan dari guru,.
o   Mengidentifikasi letaknya masalah dengan cara melihat kawasan belajar yang belum dicapai, melihat ruang lingkup.
o   Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan belajar.
o   Prognosis, mengambil keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhannya.
o   Treatment, pemberian layanan bantuan sesuai dengan prognosis.

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intellegience)
               Untuk mengukur kemampuan dan prilaku manusia digunakan tes psikologi. Alat ini dirancang sedemikian rupa dengan bentuk yang terstruktur sehingga dapat menampilkan kemampuan individu. Tes psikologi yang baik harus memenuhi beberappa persyaratan anatara lain harus reliable, valid, objektif, dapat dibandingkan, dapat menampilkan perbedaan individu, dpat menginterpresikan, serta memiliki standard pengukuran yang mewakili sampel dari populasi norma situasi tertentu. Penggunaan hasil tes psikologi yang tepat dapat menggambarkan dan memperediksi prilaku yang sesuai dengan karakteristik individu dan begitu juga sebaliknya. Ada dua macam tes psikologi yaitu tes kepribadian dan tes kemampuan. Tes kemampuan sering disebut juga intelegensi tes dan sering disebut juga keckapan tes, padahal kedua istilah ini berbeda.
            pada awal abad ke-20 tes psikologi pertama kali dilakukan oleh alferd binet di prancis. Sejak saat itu dikenal bahwa tes kecerdasaan dapat mengukur potensi anak untuk belajar disekolah, sehingga setiap orang tua akan merasa senang jika si anak dikatakan memiliki hasil intelegensi yang tinggi dan begitupun sebliknya.
              pada tahun 1980-an, howard gardner intelegensi memiliki standar tertentu  yaitu kemampuan untuk mengatsi masalah dalam kehidupan, kemampuam untuk menggeneralisir masalah serta kemampuan untuk embuat pelayanan yang bernilai. Setiap intelegensi emiliki perkembangan urutan tersendiri, yang pertumbuhan dan kemunculannya berbeda satu sama lain. Setiap intelegensi akan berkembang jika diberi kesempatan untuk berkembang, diantaranya factor guru akan  dapat memegang peranan penting utnuk menciptakan lingkungan yang cerdas bagi siswa-siswainya untuk mengembangan kedelapan intelegensinya. Konsep multiple intelegency ini berpendapat bahwa intelegensi seseorang tidak hanya memiliki kapasitas belajar dan menyelesaikan masalah,tetapi juga memiliki kapasitas untuk menciptakan ssuatu dalam konteks yang kaya sera menciptakan setting yang alamiah. Gardner memiliki alasan mengapa memakai istilah intelegensi, diantaranya :
v  Apabila seseorang mengalami kecelakaanatau menderita sakit yang mempengaruhi kesehatan otaknya, maka hal itu akan mempengaruhi pada tidka berkembangnya seluruh intelegensi yang dimilikinya.
v  Adanya penderita savants
v  Adanya perbedaan sejarah perkembangan dan suatu penampilan kahir yang dipastikan oleh para ahli.
v  Memiliki sejarah yang bersifat masuk akal.
v  Adanya dukungan dari pengukuran tes psikologi.
v  Mendapat dukungan dari tugas-tugas eksperimental psikologik.
v  Dapat mengidentifikasi tentang pengoperasian tiap intelegensi.
v  Tiap intelegensi memiliki symbol tertentu.
Ada beberapa hal yang arus perlu kita ingat,yaitu :
v  Setiap manusia memiliki delapan intelegensi namun yangmenonjol hanya satu atau dua intelegensi saja.
v  Tiap manusia mampu mengembangkan intelegensi oada tahap yang kompeten, bila mendapat stimulasi, bimbingan dan dukungan yangmemadai.
v  Intelegensi dapat bekerja bersamaan dalam cara yang kompleks.
v  Terdapat beberapa cara untuk menjadi cerdas pada tiap-tiap intelegensi.
Kedelapan intelegensi itu adalah sebagai berikut :
  
A) kecerdasan bahasa (linguistic intelligence)
      kecerdasan bahasa erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. “ciri utama dari kecerdasan bahasa meliputi kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif dalam membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa penting sekali untuk memberikan berbagai penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif”. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi . Gardner percaya para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.
B) kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence)
      Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematika.“kecerdasan logika-matematika meliputi keterampilan berhitung  berpikir logis mampu berfikir secara deduktif dan induktif dan keterampilan pemecahan masalah”.
Karakteristik kecerdasan logika-matematika dintaranya :
1.      Merasakan objek yang ada di lingkungan serta fungsi fungsi objek tersebut
2.      Merasa familiar dengan konsep kuantitas
3.      Menunjukan keahlian dengan logika untuk menyelesaikan masalah
4.      Mengajukan dan menguji hipotesis
C)  kecerdasan kinestetik-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence)
      Suatu kecerdasan yang sangat aktif yang dianugrahkan pada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. “kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik)” artinya untuk menyatukan tubuh dan pikiran.
Karakteristik  kecerdasan kinestetik-tubuh diantaranya :
1.      Mampu mengeksplorasi lingkungan dan objek melalui sentuhan dan gerakan
2.      Mampu mengembangkan koordinasi dan arti waktu
3.      Mampu menikmati belajar kongkrit melalui pengalaman sperti perjalanan di lapangan
4.      Memperlihatkan kecekatan dalam bekerja dengan gerak motorik
D) kecerdasan visual-spasial (visual-spatial intelligence)
      Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistic kemampuan yang berhubungan dengan pemilihan, pemahaman, proyeksi visual, imajinasi mental. “pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas pengelihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya”.
Karakteristik kecerdasan visual-spasial diantaranya :
1.      Belajar dengan cara melihat dan menobservasi benda
2.      Mengemudikan diri dan memahami objek objek secara efektif melalui ruang
3.      Menerima membaca grafik, peta serta digram
4.      Menikmati membuat sketsa, menggambar, melukis, memahat dsb.
E) kecerdasan musik (musical intelligence)
      “kecerdasan musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik”.
Karakteristik  kecerdasan musik diantaranya :
1.      Sangat berminat mendengar music
2.      Banyak belajar para pemain music serta menikmati dan mencari kesempatan untuk mendengar music dan mempelajarinya
3.      Memiliki kemampuan merespon dengan baik terhadap kinestetik music
4.      Mampu menghayati mood dan irama musik
F) kecerdasan interpesonal (interpersonal intelligence)
      Kecerdasan kedua yang berhubungan dengan orang dan pemahaman terhadap diri sendiri merupakan hubungan interpersonal. Kecerdasan interpersonal, sebagai sisi lain dari kecerdasan intrapersonal, sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. “kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana hati, perspektif, dan motivasi orang”.
Karakteristik kecerdasan interpesonal diantaranya :    
1.      Memiliki hubungan emosional yang erat dengan orangtua
2.      Mampu memelihara hubungan social yang telah dibinanya
3.      Memahami berbagai cara yang dapat digunakan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
4.      Mampu menerima perasaan, pemikiran, motivasi, perilaku
G) kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence)
      Ada dua kecerdasan yang berhubungan dengan perasaan diri sendiri. Pertama kecerdasan pribadi yang berhubungan dengan aspek internal dari seseorang. Hal itu disebut dengan kecerdasan intrapersonal. “fungsi penting dari kecerdasan intrapersonal ialah meliputi penilaian-diri yang akurat, penentuan tujuan, memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Karakteristik kecerdasan intrapersonal diantaranya :
1.      Menyadari kondisi fluktuasi emosinya
2.      Mampu menemukan cara pelampiasan untuk mengekspresikan perasaan perasaan dan pemikirannya
3.      Mengembangkan model diri yang akurat
4.      Memilki motivasi untuk mengidentifikasi dfan menyalurkan tujuannya
H)  kecerdasan naturalis (naturalist intelligence)
      Lama sekali setelah gardner menulis bukunya, frames of mind, ia menemukan bentuk kecerdasan yang lain. Bentuk kecerdasan kedelapan yang dimaksud oleh gardner adalah kecerdasan naturalis. Shearer (2004: 6) menjelaskan bahwa “orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi)”. Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam. Walaupun ada banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar