LANDASAN
PSIKOLOGIS
Motif
J.P Chaplin mengemukakan, bahwa motif itu adalah “A state of tensior:
within the in which arouses, maintains and direct behavior toward a goal.”(Satu
kekuatan dalam diri individu yang melahirkan, memelihara dan mengarahkan perilaku
kepada suatu tujuan).
Motif Sebagai Penggerak Tingkah Laku Manusia
Apa yang diperbuat individu? Bagaimana ia melakukan perbuatannya itu?
Mengapa individu melakukan
perbuatannya itu?
Tingkah
laku adalah respons seorang individu terhadap beberapa jenis perangsang (fungsi
atau produk dari interaksi antara individu dengan situasi yang merangsang).
Yang
menentukan individu mereaksi sesuatu:
- Keadaan
alat indera
- Memperhatikan
situasi
- Dipengaruhi
oleh suatu perasaan
- Pengalaman
yang dipunyai yang ikut mempengaruhi arti situasi
Motif
adalah dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
- Motif
mempersoalkan “mengapanya”
tingkah laku (bukan apa dan bagaimananya)
- Motif
tidak pernah bisa diamati secara langsung.
- Sulit
dikatakan apakah motif itu bersifat umum atau khusus.
. Pengelompokan Motif
• pengelompokan motif primer dan skunder
o
motif
primer sering disebut juga motif asar (basic motive) atau biologica drive
(karena berasal dari kubuthuan-kebutuhan biologis). Motif primer meliputi :
Ø dorongan fisiologis (motif ini bersumber pada
kebutuhan organis atau organic needs). Yang meliputi :
ü dorongan untuk makan, minum, dan bernafas
ü dorongan untuk mengembangkan keturunan (sex drives)
ü dorongan untuk beristirahat, bergerak, dan sebagainya.
Ø Dorongan umum dan motif darurat, yaitu meliputi :
ü Perasaan takut
ü Dorongan kasih saying
ü Dorongan ingin tahu
ü Dorongan untuk melarikan diri (escape motive)
ü Dorongan untuk menyerang (combat motive)
ü Dorongan untuk berusaha (effort motive)
ü Dorongan untuk mengejar (pursuit motive)
• pengelompokan motif menurut Woodwort dan Marquis,
yaitu meliputi tiga hal sebagai berikut :
o
motif
atau kebutuhan organis
o
motif
darurat, dan
o
motif
objektif, yaitu sebagai berikut :
Ø motif untuk melakukan eksplorisasi atau motif
penyelidikan
Ø motif manipulasi, dan
Ø motif interest atau minat yaitu dorongan untuk
memusatkan kegiatan dan perhatian terhadap objek yang banyak berangkutan dengan
diri individu.
• pengelompokan berdasarkan atas jalarannya yaitu motif
intrinsic dan motif ekstrinsik.
• pengelompokan motif berdasarka isi atau
persangkutpautan yaitu motif jasmaniah dan motif rohaniah.
• pengelompokan motif dari jenjang paling rendah ke
jenjang paling tinggi yaitu sebagai berikut :
o
kebutuhan
biologis
o
kebutuhan
rasa aman
o
kebutuhan
social/afilisasi
o
kebutuhan
akan pemuasan harga diri, dan
o
kebutuhan
aktualisasi diri.
Pengukuran Motif
Motif bukan merupakan benda
yang secara langsung dapat di amati, tetapi merupakan suatu kekuatan dalam diri
individu yang bersifat abstrak. Oleh karena itu dalam mengukurnya yang dapat
dilakukan adalah dengan mengidentifikasi beberapa indicator, yaitu
• Durasi kegiatannya
• Frekuensi kegiatannya
• Persistensinya (ketetapan)
• Devosi/pengabdian dan pengorbanan
• Ketabahan, keuletan, dan kemauan dalam menghadapi
rintangan
• Tingkat aspirasinya
• Tingkat kualifikasinya
• Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatannya
Beberapa usaha Untuk Membangkitkan atau Memperkuat Motif yaitu sebagai berikut
:
- Menciptakan situasi kompetisi yang sehat
- Adanya pacemaking, yaitu usaha untuk merinci tujuan jangka panjang
menjadi beberapa tujuan jangka pendek
- Menginformasikan tujuan yag jelas
- Memberikan ganjaran atas perolehannya
- Memberikan kesempatan untuk sukses
Konflik dan Frustasi
A. Konflik
Konflik itu dapat dibedakan
kedalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut,
• Konflik mendekat-dekat, yaitu kondisi psikis yang
dialami individu, karena menghadapi dua motif positif yang kuat.
• Konflik menjauh-menjauh, yaitu kondisi psikis yang
dialami individu, karena menghadapi dua motif negatif yang kuat.
• Konflik mendekat menjauh, yaitu kondisi psikis yang
dialami individu, karena menghadapi dua motif positif dan negatif yang kuat.
Disamping ketiga jenis konflik
tersebut, juga terdapat konflik ganda (double approach-avoidace conflict) yaitu
konflik psikis yang dialami individu dalam menghadapi dua stuasi atau lebih
yang masing-masing mengandung motif positif dan negative skaligus dan sama
kuat.
Frustasi
Frustasi dapat
diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak
tercapainya keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah rasa kecewa yang
mendalam, karena tujuan yang di kehendaki tak kunjung terlaksana.
Sarlito
Wirawan Sarwono mengelompokannya menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
• Frustasi Lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan
oleh rintangan yang terdapat dalam lingkungan.
• Frustasi Pribadi, yaitu frustasi yang timbul dari
ketidakmampuan orng itu mencapai tujuan.
• Frustasi Konflik, yaitu frustasi yang disebabkan
konflik dari motif dalam diri seseorang.
Reaksi
individu terhadap konflik yang dialaminya berbeda-beda. Ada yang menghadapinya
secara rasional, tetapi ada juga yang reaksinya terlalu emosional. Adapun wujud
dari cara-cara individu dalam mereaksi frustasi itu, diantaranya adalah: Agresi
marah (angry aggression), Bertindak secara eksplosif, dengan cara interoversi,
perasaan tak berdaya (helplessness), kemunduran (regression), Fiksasi
(fixation), penekanan (repression), rasionalisasi (rationalization), Proyeksi
(projection), Kompensasi, dan Sublimasi.
Sikap
Sikap adalah kondisi mental yang relative menetap
untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik
bersifat positif, netral, atau negative, menyangkut aspek-aspek kognisi,
afeksi, dan kecenderungan untuk bertindak.
Unsur (Komponen) Sikap
• Unsur Kognisi, unsure ini terdiri atas pemahaman
individu atau keyakinan terhadap objek-objek tertentu.
• Unsur afeksi (feeling/perasaan), unsure ini menunjukan
perasaan yang disertai sikap individu terhadap suatu objek.
• Unsur kecenderungan bertindak (action tendency),
unsure ini meliputi seluruh kesediaan individu untuk bertindak sebagai reaksi
terhadap objek tertentu.
Perubahan sikap
McGuire
mengemukakan tentang teorinya mengenai perubahan sikap itu sebagai berikut:
• Learning Theory Approach (pendekatan teori belajar)
• Perceptual Theory Approach (pendekatan teori persepsi)
• Consistency Theory Approach (pendekatan teori
konsistensi)
• Funcional Theory approach ( pendekatan teori fungsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar