Rabu, 12 September 2012

bimbingan konseling bab 8

LANDASAN PSIKOLOGIS
Motif
J.P Chaplin mengemukakan, bahwa motif itu adalah “A state of tensior: within the in which arouses, maintains and direct behavior toward a goal.”(Satu kekuatan dalam diri individu yang melahirkan, memelihara dan mengarahkan perilaku kepada suatu tujuan).
Motif  Sebagai Penggerak Tingkah Laku Manusia
Apa yang diperbuat individu?  Bagaimana ia melakukan perbuatannya itu?
Mengapa individu melakukan perbuatannya itu?
Tingkah laku adalah respons seorang individu terhadap beberapa jenis perangsang (fungsi atau produk dari interaksi antara individu dengan situasi yang merangsang).
Yang menentukan individu mereaksi sesuatu:
  • Keadaan alat indera
  • Memperhatikan situasi
  • Dipengaruhi oleh suatu perasaan
  • Pengalaman yang dipunyai yang ikut mempengaruhi arti situasi
Motif adalah dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
  1. Motif mempersoalkan “mengapanya” tingkah laku (bukan apa dan bagaimananya)
  2. Motif tidak pernah bisa diamati secara langsung.
  3. Sulit dikatakan apakah motif itu bersifat umum atau khusus.



.    Pengelompokan Motif
      pengelompokan motif primer dan skunder
o   motif primer sering disebut juga motif asar (basic motive) atau biologica drive (karena berasal dari kubuthuan-kebutuhan biologis). Motif primer meliputi :
Ø  dorongan fisiologis (motif ini bersumber pada kebutuhan organis atau organic needs). Yang meliputi :
ü  dorongan untuk makan, minum, dan bernafas
ü  dorongan untuk mengembangkan keturunan (sex drives)
ü  dorongan untuk beristirahat, bergerak, dan sebagainya.
Ø  Dorongan umum dan motif darurat, yaitu meliputi :
ü  Perasaan takut
ü  Dorongan kasih saying
ü  Dorongan ingin tahu
ü  Dorongan untuk melarikan diri (escape motive)
ü  Dorongan untuk menyerang (combat motive)
ü  Dorongan untuk berusaha (effort motive)
ü  Dorongan untuk mengejar (pursuit motive)
      pengelompokan motif menurut Woodwort dan Marquis, yaitu meliputi tiga hal sebagai berikut :
o   motif atau kebutuhan organis
o   motif darurat, dan
o   motif objektif, yaitu sebagai berikut :
Ø  motif untuk melakukan eksplorisasi atau motif penyelidikan
Ø  motif manipulasi, dan
Ø  motif interest atau minat yaitu dorongan untuk memusatkan kegiatan dan perhatian terhadap objek yang banyak berangkutan dengan diri individu.
      pengelompokan berdasarkan atas jalarannya yaitu motif intrinsic dan motif ekstrinsik.
      pengelompokan motif berdasarka isi atau persangkutpautan yaitu motif jasmaniah dan motif rohaniah.
      pengelompokan motif dari jenjang paling rendah ke jenjang paling tinggi yaitu sebagai berikut :
o   kebutuhan biologis
o   kebutuhan rasa aman
o   kebutuhan social/afilisasi
o   kebutuhan akan pemuasan harga diri, dan
o   kebutuhan aktualisasi diri.
Pengukuran Motif
      Motif bukan merupakan benda yang secara langsung dapat di amati, tetapi merupakan suatu kekuatan dalam diri individu yang bersifat abstrak. Oleh karena itu dalam mengukurnya yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi beberapa indicator, yaitu
      Durasi kegiatannya
      Frekuensi kegiatannya
      Persistensinya (ketetapan)
      Devosi/pengabdian dan pengorbanan
      Ketabahan, keuletan, dan kemauan dalam menghadapi rintangan
      Tingkat aspirasinya
      Tingkat kualifikasinya
      Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatannya
Beberapa usaha Untuk Membangkitkan atau Memperkuat Motif yaitu sebagai berikut :
  1. Menciptakan situasi kompetisi yang sehat
  2. Adanya pacemaking, yaitu usaha untuk merinci tujuan jangka panjang menjadi beberapa tujuan jangka pendek
  3. Menginformasikan tujuan yag jelas
  4. Memberikan ganjaran atas perolehannya
  5. Memberikan kesempatan untuk sukses
Konflik dan Frustasi
A. Konflik
    Konflik itu dapat dibedakan kedalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut,
      Konflik mendekat-dekat, yaitu kondisi psikis yang dialami individu, karena menghadapi dua motif positif yang kuat.
      Konflik menjauh-menjauh, yaitu kondisi psikis yang dialami individu, karena menghadapi dua motif negatif yang kuat.
      Konflik mendekat menjauh, yaitu kondisi psikis yang dialami individu, karena menghadapi dua motif positif dan negatif yang kuat.
        Disamping ketiga jenis konflik tersebut, juga terdapat konflik ganda (double approach-avoidace conflict) yaitu konflik psikis yang dialami individu dalam menghadapi dua stuasi atau lebih yang masing-masing mengandung motif positif dan negative skaligus dan sama kuat.
Frustasi
            Frustasi dapat diartikan sebagai kekecewaan dalam diri individu yang disebabkan oleh tidak tercapainya keinginan. Pengertian lain dari frustasi adalah rasa kecewa yang mendalam, karena tujuan yang di kehendaki tak kunjung terlaksana.
                        Sarlito Wirawan Sarwono mengelompokannya menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
      Frustasi Lingkungan, yaitu frustasi yang disebabkan oleh rintangan yang terdapat dalam lingkungan.
      Frustasi Pribadi, yaitu frustasi yang timbul dari ketidakmampuan orng itu mencapai tujuan.
      Frustasi Konflik, yaitu frustasi yang disebabkan konflik dari motif dalam diri seseorang.
      Reaksi individu terhadap konflik yang dialaminya berbeda-beda. Ada yang menghadapinya secara rasional, tetapi ada juga yang reaksinya terlalu emosional. Adapun wujud dari cara-cara individu dalam mereaksi frustasi itu, diantaranya adalah: Agresi marah (angry aggression), Bertindak secara eksplosif, dengan cara interoversi, perasaan tak berdaya (helplessness), kemunduran (regression), Fiksasi (fixation), penekanan (repression), rasionalisasi (rationalization), Proyeksi (projection), Kompensasi, dan Sublimasi.
Sikap
Sikap adalah kondisi mental yang relative menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negative, menyangkut aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecenderungan untuk bertindak.
Unsur (Komponen) Sikap
      Unsur Kognisi, unsure ini terdiri atas pemahaman individu atau keyakinan terhadap objek-objek tertentu.
      Unsur afeksi (feeling/perasaan), unsure ini menunjukan perasaan yang disertai sikap individu terhadap suatu objek.
      Unsur kecenderungan bertindak (action tendency), unsure ini meliputi seluruh kesediaan individu untuk bertindak sebagai reaksi terhadap objek tertentu.
Perubahan sikap
                        McGuire mengemukakan tentang teorinya mengenai perubahan sikap itu sebagai berikut:
      Learning Theory Approach (pendekatan teori belajar)
      Perceptual Theory Approach (pendekatan teori persepsi)
      Consistency Theory Approach (pendekatan teori konsistensi)
      Funcional Theory approach ( pendekatan teori fungsi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar